PROBOLINGGO,iNewsprobolinggo.id - Dalam Islam, tuntunan kehidupan berkiblat pada dua sumber utama yakni Al-Qur’an dan Al-Hadits. Demikian pula tentang Pola Makanan Sehat dalam Islam tercantum berbagai aturan dan disebutkan sebagai salah satu perintah untuk mensyukuri nikmat Allah dengan mengelola sumber daya alam dengan baik.
Makanan sehat di dalam Islam sangatlah penting untuk dipahami, hal ini bukan hanya pada persoalan hukum halal atau haram makanan, tetapi kualitas (bobot kandungan gizi) dan efek kesehatan makanan terhadap tubuh.
Mungkin Anda pernah mendengar ungkapan "You are what are you eat." Anda adalah apa yang Anda makan. Oleh karena itu, sangat penting bagi seseorang untuk mengatur pola makan mereka agar dapat hidup lebih sehat.
Ini juga yang kiranya dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau sangat berhati-hati dalam mengonsumsi sesuatu. Seperti yang dijelaskan Wakil Ketua Majelas Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani), Ustadz Ainul Yaqin.
"Nabi Muhammad SAW pun sangat hati-hati memakan sesuatu. Beliau juga mengatur pola makannya, supaya terhindar dari penyakit," ujar Ustadz Ainul.
Allah SWT bersabda:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS.Al-Ahzab:21).
Ayat di atas berkaitan dengan kehidupan sehari-hari Rasulullah yang patut menjadi panutan atau suri tauladan, termasuk dalam mengonsumsi makanan atau minuman. Nabi selalu makan secukupnya, tidak pernah berlebihan atau serakah.
"Jika seseorang kebanyakan makan, maka memicu sifat malas dan cenderung banyak tidur sehingga banyak waktu terbuang percuma, energi tidak tersalurkan dengan baik, bahkan menjadikan lemak yang menumpuk yang rentan bersarang penyakit," terangnya.
Lebih lanjut, kata ustadz Ainul Yaqin, hal ini juga disampaikan oleh salah satu ulama masyhur terdahulu yaitu Sufyan Ats-Tsauri, ia menyampaikan: "Jika ingin badan sehat dan tidur tidak berlebihan, maka kurangi makan, sedikitkan makananmu."
Selain itu, berlebihan makan dan minum akan mewariskan hati yang lalai serta lupa diri, menjadi malas termasuk lupa kewajiban akan ibadah. Allah berfirman;
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Artinya: "Makan dan minumlah,dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A’raf: 31)
"Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk tidak rakus dan tidak mengikuti hawa nafsu mengonsumsi berbagai jenis makanan ke dalam perut hingga berlebihan. Hal ini sejalan dengan kebiasaan Nabi yang menyebutkan bahwa beliau tidak pernah makan banyak, berlebihan, tidak pernah makan sampai kenyang," ucapnya.
Kemudian, Nabi Muhammad juga sangat sistematis untuk menjaga stabilitas tubuhnya, termasuk porsi asupan makanan dan minuman yang akan dikonsumsinya.
Rasululullah SAW bersabda:
مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ ؛ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ ؛ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ
Artinya: "Tidak ada wadah yang dipenuhi anak Adam yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah anak Adam mengonsumsi beberapa suap makanan untuk menguatkan tulang rusuknya. Kalau memang tidak ada jalan lain (memakan lebih banyak), maka berikan sepertiga untuk (tempat) makanan, sepertiga untuk (tempat) minuman dan sepertiga untuk (tempat) nafasnya." (HR. Ahmad, dan Ibnu Majah).
Hal terpenting lainnya adalah bahwa Rasulullah selalu mengonsumsi makanan dan minuman halal. Ini sangat berpengaruh untuk kesehatan, khususnya mencegah berbagai penyakit yang menyerang anggota tubuh maupun hati.
فَكُلُواْ مِمَّا رَزَقَڪُمُ ٱللَّهُ حَلَـٰلاً۬ طَيِّبً۬ا وَٱشۡڪُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ
Artinya: "Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah." (QS An-Nahl: 114).
"Tentunya makan makanan yang halal itu akan lebih berkah, terhindar dari dosa. Dan jangan lupa berdoa sebelum dan sesudah kita makan, karena itu sangat dianjurkan supaya apapun yang masuk ke dalam tubuh kita berdampak positif," katanya.
Kemudian, lanjut ustadz Ainul, Nabi Muhammad khususnya di dalam syariat Islam memiliki adab ketika sedang makan. "Makan dengan tangan kanan, mengunyah makanan dengan baik, tidak tergesa menelan makanan, makan dengan duduk tidak berdiri dan berhenti sebelum kenyang," pungkasnya.
Editor : Ahmad Hilmiddin