PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Tim Hisab Rukyat (THR) Kementerian Agama (Kemenag), Kabupaten Probolinggo melakukan pemantauan hilal guna menentukan awal Ramadan.
Dalam pemantauan itu, Tim Rukyatul Hilal tidak dapat melihat bulan, karena terhalang awal tebal. Pemantauan dilakukan di Pantai Duta, Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Rabu (22/3/2023).
Pada kegiatan tersebut, tim tiba sekitar pukul 14.00 WIB di lokasi, dan langsung mempersiapkan sejumlah alat pemantauan. Diantaranya ; alat tradisional seperti gawang lokasi dan benang azimut, hingga alat modern seperti teleskop, yang berjumlah tiga unit.
Kepala Kantor Kemenag, Kabupaten Probolinggo Akhmad Sruji Bahtiar mengatakan, pemantauan hilal untuk menentukan awal Ramadan 1444 Hijriah, dilakukan selama 31 menit mulai pukul 17.26 WIB hingga pukul 18.07 WIB.
Hanya saja, pihaknya tidak dapat melihat hilal, dikarenakan cuaca yang tidak mendukung. Yakni, awan tebal yang menyelimuti lokasi hilal. Bahkan alat pemantau yang disediakan, gagal menembus ketebalan awan.
"Sebelum masuk pemantauan, kondisi alam cerah, namun beberapa menit sebelum pemantauan perlahan berubah menjadi gelap," jelasnya.
Bahtiar menjelaskan, sejatinya posisi hilal berada pada tiga derajat di sebelah utara matahari dengan ketinggian delapat derajat. Posisi tersebut, pada saat dilakukan pemantauan, sangat tertutupi oleh awan hitam.
Dengan kondisi tersebut, pemantauan yang sejatinya dijadwalkan berlangsung 31 menit, akhirnya dicukupi selama 23 menit.
"Kami cukupi, karena faktor awan itu. Karena secara logika, di ketinggian delapan derajat saja tidak terlihat, apalagi di satu derajat," ucapnya.
Menurut Bahtiar, sudah ada sejumlah daerah seperti Makasar dan Gresik yang sudah berhasil melihat hilal. Meski begitu, masyarakat tetap diminta untuk menunggu hasil sidang isbat dari Kementrian RI.
Editor : Ahmad Hilmiddin