PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Baru-baru ini viral di Kabupaten Probolinggo tentang penganiayaan yang dilakukan oleh siswa terhadap adik kelasnya di salah satu SMP di Kecamatan Kotaanyar. Menanggapi hal itu, pihak sekolah memastikan bukan kasus perundungan.
Kepala Sekolah SMP setempat Hari Silowanto membenarkan adanya penganiayaan tersebut. Namun perihal dugaan pengeroyokan ataupun perundungan itulah tidak benar. Pihaknya sudah melakukan investigasi dan hasilnya tidak sesuai dengan informasi yang beredar.
"Jadi setelah kejadian kami langsung melakukan investigasi perihal peristiwa yang sebenarnya. Termasuk mengecek CCTV di sekolah," ceritanya saat dikonfirmasi, Kamis (13/2/2025)
Hasil investigasi, lanjut Hari, didapati informasi dan keterangan bahwa peristiwa itu memang terjadi pada Rabu (5/2/2025) lalu. Saat itu korban berinisial Riz warga Kecamatan Paiton dijemput oleh siswa suruhan terduga pelaku OS, warga Kotaanyar.
Riz dijemput saat pergantian jam pelajaran, sekitar pukul 10.30 WIB. Riz dibawa ke kamar mandi, lalu oleh OS langsung dipukuli tanpa adanya perlawanan. Sementara teman-temannya yang lain menunggu di parkiran motor.
Mereka yang berada di parkiran itu bertugas menjaga situasi agar tidak ketahuan oleh guru-guru yang ada di sekolah. Setelah dirasa selesai, mereka kembali ke kelas. Namun setiba di kelas, Riz kembali dihajar oleh OS.
"Jadi kejadiannya di jam pergantian pelajaran, sehingga tidak terpantau oleh guru. Dan juga mereka anak-anak ini melakukan aksinya dengan rapi," paparnya.
Setelah kejadian itu, Riz pulang dengan cara melompati pagar sekolah bagian belakang, lalu mengambil sepedanya di lokasi penitipan luar dan menuju rumah temannya, hingga akhirnya pulang ke rumah sendiri dengan diantar oleh temannya tersebut.
Sesaat setelah sampai rumah, Riz tiba-tiba pingsan, yang akhirnya oleh pihak keluarga dilarikan ke rumah sakit. Oleh pihak keluarga, dilakukan visum hingga dipilih untuk melapor kepada polisi.
"Sebenarnya sempat terjadi negosiasi antara korban dan terduga pelaku terkait biaya rumah sakit. Perihal dilaporkan itu diluar dari kapasitas kami," paparnya.
Hari menambahkan, dari investigasi juga didapati informasi bahwa keduanya memang sempat terlinat konflik di luar sekolah beberapa waktu lalu. Konflik yang belum selesai itu membawa pertengkaran hingga ke sekolah.
"Terduga pelaku ini juga sempat kami panggil orang tuanya terkait keributan di luar, kami panggil hari Selasa dan Rabu sudah peristiwa ini (pemukulan, red)," ucapnya.
Ia berharap peristiwa ini dapat dijadikan pelajaran bagi semuanya, pengawasan dan perhatian kepada siswa perlu ditingkatkan sehingga tidak terulang peristiwa serupa. Sementara urusan hukum biar menjadi pihak yang berwenang.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait