Meskipun menggunakan anestesi lokal, prosesnya sangat melelahkan. Pembedahan itu menyebabkan pembengkakan parah yang membuatnya tidak dapat berbicara dan makan secara normal selama seminggu.
"Saya bisa merasakan dan mencium lidah saya yang terbakar ketika laser menembusnya," tuturnya.
Gigi Erik pun dikikir hingga runcing dan lima implan dipasang di dahinya sehingga menciptakan benjolan yang kaku. Prosedur implan tersebut memakan waktu enam jam dan dilakukan tanpa anestesi.
"Itu adalah satu-satunya saat dalam hidup saya. Saya muntah dan berhalusinasi karena rasa sakit. Anda harus menderita demi karya senimu," katanya.
Meskipun demikian, transformasi ini tidak hanya menghasilkan penampilan unik, tetapi juga membuka peluang karier yang baik untuk Erik dan keluarganya.
"Pada pertengahan tahun 90-an, saya akhirnya bergabung dengan sirkus selama beberapa tahun dan kemudian bersolo karier," ucapnya.
Sejak itu, Erik menjadi pembawa acara tur musik untuk band-band seperti Slipknot dan tampil di festival Fringe di seluruh dunia. Namun, menjadi Manusia Kadal memiliki tantangan sendiri.
"Terkadang komentar negatif bisa sampai ke saya," tuturnya.
Dia juga merasakan tekanan saat melakukan interaksi positif dengan orang-orang yang mengenalnya. Walaupun Erik mengalami banyak kesulitan, dia tetap berkomitmen pada identitas uniknya ini.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait