Gelar Ujian Bahasa Mandarin, SMA Nurul Jadid Diserbu Puluhan Peserta Luar Daerah

Zainul Rifan
Sejumlah peserta saat bersiap mengikuti ujian HSK dan HSKK di SMANJ (foto : iNewsProbolinggo.id/rifan)

PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Sekolah Menengah Atas (SMA) Nurul Jadid (NJ), Paiton Probolinggo menggelar ujian HSK dan HSKK online, Minggu (19/5/2024). Puluhan peserta dari luar daerah, bahkan luar provinsi datang untuk mengikuti ujian berbahasa mandarin tersebut. 

Total ada 93 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari siswa, mahasiswa, hingga pekerja. Peserta terbagi menjadi dua, untuk Hanyu Shuiping Khaoshi (HSK) sebanyak 44 dan Hanyu Shuiping Kauyu Khaoshi (HSKK) sebanyak 49 peserta.

Wakil Kepala Sekolah SMANJ Slamet Santoso menceritakan, lisensi atau izin untuk melaksanakan ujian HSK dan HSKK ini sudah didapat sejak 2017 lalu, dan baru melaksanakan ujiannya pada 2018 dengan peserta dari siswa-siswi internal SMANJ.

Namun lambat laun, peserta yang memanfaatkan jasa SMANJ bertambah banyak, mulai dari tingkat SMA, kuliah dan yang sudah bekerja. Mereka datang dari berbagai daerah, ataupun luar provinsi, seperti Bandung, Kalimantan, Bali dan Sumatera. 

"Awal mula tujuannya untuk internal, tapi sekarang sudah meluas, dan mampu melaksanakan sebanyak 16 kali dengan total peserta 670 orang," terangnya.

Slamet menjelaskan, sejatinya pada  ujian HSK dan HSKK ini pihaknya sebagai penyelenggara saja, sementara pusatnya di China. Sehingga semua soal online yang dikerjakan itu langsung dari China tanpa campur tangan pihak SMANJ.

"Jadi di sana mengirimkan soalnya, termasuk nilai dan sertifikat, kita hanya terima jadi. Makanya ini sudah standar internasional," katanya.

Slamet menambahkan, jika bahasa mandarin memang sangat penting di kancah politik dan sosial global. Negera China memiliki peran terhadap politik internasional itu, karenya perlu perlu membekali siswa dengan bahasa mandarin.

"Alhamdulillah setiap tahunnya ada siswa yang berangkat ke China untuk kuliah dengan beasiswa di sana, sudah ada ratusan siswa yang kuliah di sana," ucapnya.

Sementara itu, salah satu peserta Agnes Gracia Mattulesy mengaku, jika ujian HSK dan HSKK sangat penting bagi dirinya yang memang berasal dari keluarga Chinese atau keturunan China Indonesia. 

Apalagi orang tuanya merupakan pendeta di salah satu Gereja di Lombok. Tentu menjadi PR tersendiri bagi dirinya untuk bisa berbahasa mandarin, sehingga bisa membantu memajukan anak-anak bangsa di Lombok untuk belajar mandarin.

"Bagi tionghoa Indonesia di Lombok itu tidak ada seperti ini, di banding surabaya yang lebih maju dan mandarin lebih meningkat," aku wanita asal Surabaya itu.

Setelah lulus dari HSK ini, ia mengaku akan terus melanjutkan pekerjaannya yang berada di Semarang.

"Untuk ujian di tempat ini baru sekali, tapi ditempat lain sudah 3-4 kali," ujarnya.

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network