"Sebagaimana gaungan anjing, merupakan hal yang paling ditakuti oleh babi hutan," katanya, Rabu (1/11/2023).
Wiji menjelaskan, sensor yang menggunakan sistem tenaga suraya ini, dipasang di dua titik pintu masuk antara hutan dengan sawah masyarakat. Dengan demikian, seluas 4,5 hektar sawah yang dimiliki 9 orang petani dapat terlindungi.
"Dengan penerapan inovasi ini, akan membantu petani untuk memeroleh hasil panen secara lebih optimal," jelasnya.
Petani setempat, Dana (30), mengaku jika sensor tersebut sangat efektif. Terbukti sejak terpasang seminggu yang lalu, lahan sawah miliknya tidak lagi dirusak oleh babi liar. Padahal sebelumnya, sering tanaman jagung miliknya terus dirusak.
"Hama babi liar mengkhawatirkan kami selama ini, karena merusak tanaman pertanian. Dengan adanya sensor gerak ini sangat membantu untuk mengusir hama babi," akunya.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait