Ariel Sharon PM Israel Tewas Mengerikan 8 Tahun Koma, Azab Allah karena Bantai Rakyat Palestina

Syarifudin
Mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon meninggal pada usia 85 tahun setelah mengalami koma sejak tahun 2006 hingga Januari 2014. Foto/guyana.hoop.la

JAKARTA, iNewsProbolinggo.id  - Mendiang mantan Perdana Menteri (PM) Israel Ariel Sharon semasa hidupnya dikenal dengan julukan "tangan besi" dan tindakan kerasnya terhadap rakyat Palestina selama masa pemerintahannya.

Namun, nasibnya berakhir dengan tragedi ketika dia mengalami stroke, masuk dalam koma selama delapan tahun, dan akhirnya meninggal di rumah sakit.

Ariel Sharon meninggal pada usia 85 tahun setelah mengalami koma sejak tahun 2006, ketika dia mengalami stroke yang membuatnya lumpuh di puncak kariernya. "Ariel Sharon telah meninggal dunia," ungkap Shlomo Noy, juru bicara pusat medis Sheba di Tel Aviv, tempat Sharon dirawat selama delapan tahun terakhir, pada hari kematiannya, tanggal 11 Januari 2014.

Ariel Sharon pada 1973 (Foto: Okezone/Reuters)

Pejabat di rumah sakit telah mengumumkan sepekan sebelumnya bahwa kesehatan Sharon sangat memburuk dan dia berada dalam "kondisi serius," ditemani oleh keluarganya di samping tempat tidurnya. "Dia dianggap dalam kondisi kesadaran yang minimal, dengan kondisi medis yang fluktuatif, dan memiliki kemampuan komunikasi non-verbal yang sangat terbatas," kata Noy.

Upacara pemakaman kenegaraan diadakan di peternakan keluarga Sharon di gurun Negev di selatan Israel.

Sharon pertama kali mengalami stroke ringan pada bulan Desember 2005 dan menerima pengencer darah sebelum mengalami pendarahan otak parah pada tanggal 4 Januari 2006. Setelah berbulan-bulan perawatan di rumah sakit Yerusalem, di mana dia awalnya dirawat, Sharon dipindahkan ke fasilitas perawatan jangka panjang di rumah sakit Tel Hashomer.

Pada suatu titik, dia dibawa pulang untuk sementara waktu, tetapi kemudian kembali ke rumah sakit, di mana dia tinggal sejak saat itu. Sharon juga menjalani operasi untuk memasang selang makanan yang menyediakan nutrisi yang diperlukan oleh tubuhnya.

Penderitaan Sharon dimulai ketika dia menjalani operasi untuk merawat luka yang membusuk di perutnya. Operasi tersebut dilakukan oleh para dokter dengan harapan dapat menghentikan infeksi yang sedang menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Namun, penyumbatan justru terjadi di otaknya, yang mengakibatkan kerusakan pada seluruh tubuhnya, bahkan hingga membusuk, meskipun dia masih hidup. Selama berada dalam koma, organ-organ tubuhnya mengalami kerusakan berangsur-angsur dan membusuk hingga tidak berfungsi lagi.

Meskipun telah dipasang berbagai peralatan medis canggih selama delapan tahun, namun hal tersebut tidak mampu mencegah saat ajal menjemputnya.

Jagal di Beirut

Sharon adalah salah satu tokoh Israel yang sangat terkenal dan kontroversial. Sebagai salah satu jenderal Israel paling terkemuka, dia dikenal karena taktiknya yang agresif dan terkadang menolak untuk mengikuti perintah atasan. Di dunia politik, dia sering dijuluki "buldoser" karena kemampuannya untuk mengejar tujuannya tanpa memedulikan kritik.

Sebagai seorang garis keras yang memainkan peran penting dalam politik Israel selama beberapa dekade, ia menjabat sebagai perdana menteri pada tahun 2001. Pada pertengahan 2005, Sharon memimpin penarikan pasukan Israel dan pemukim Yahudi dari Jalur Gaza, sambil mendorong pemukiman Yahudi di Tepi Barat. Setelah itu, ia meninggalkan Partai Likud, partai garis kerasnya, dan mendirikan Partai Kadima, yang berhaluan tengah.

Namun, perjalanan politik Sharon terhenti ketika ia mengalami stroke pada Januari 2006. Wakilnya, Ehud Olmert, menggantikannya sebagai perdana menteri beberapa bulan kemudian.

Sharon juga memiliki catatan kontroversial dalam sejarah Timur Tengah. Dia dituduh terlibat dalam sejumlah tindakan kekerasan, termasuk pembunuhan massal. Salah satu insiden yang paling kontroversial adalah pengeboman desa Qibya pada tahun 1953, di mana sekitar 69 penduduk Palestina tewas. Tindakan kejam ini menuai kecaman internasional.

Namanya juga dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa berdarah lainnya, termasuk invasi Lebanon tahun 1982, yang membuatnya mendapat julukan "Jagal di Beirut" oleh sejumlah orang. Pendapat tentang Ariel Sharon sangat bervariasi, dan ia dianggap sebagai tokoh yang kontroversial dalam sejarah Israel dan Palestina.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network