PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Jumlah produksi garam di Kabupaten Probolinggo terus berkurang. Hal itu disebabkan karena dua faktor, dari faktor anomali cuaca yang susah diprediksi, hingga faktor luasan tambak garam yang terus berkurang.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan, Kabupaten Probolinggo, Hari Pur Sulistiyono, mengatakan sampai saat ini, petambak garam terus mengandalkan cuaca. Di mana produksi garam dilakukan, saat cuaca panas atau kemarau.
Namun terkadang, saat produksi garam dilakukan justru turun hujan, sehingga proses kristalisasi garam tidak maksimal, bahkan produksi sampai tidak berhasil.
"Jika dalam kondisi baik maka produksi akan dilakukan. Petambak yang lebih tahu kapan waktu yang baik untuk memproduksi garam," terangnya, Jum'at (6/10/2023).
Selain itu, banyak pemilih tambak yang juga mempertimbangkan keuntungan yang diperoleh saat memproduksi garam. Tak heran, jika harganya murah petambak enggan produksi. Itulah sebabnya luasan lahan garam tersebut, bisa berkurang karena tambak beralih fungsi budidaya perikanan lain yang lebih menguntungkan.
Dengan demikian sosialisasi dan pendampingan kepada petambak garam, secara berkala terus dilakukan. Agar tetap melakukan produksi, untuk mencukupi kebutuhan garam dipasaran.
"Menyusutnya luasan tambak garam karena beralih budidaya perikanan. Namun jika harga garam lebih menguntungkan maka petambak akan memproduksi garam," katanya.
Sekadar informasi, saat ini terdapat 238,71 hektare lahan produksi garam. Lokasinya menyebar diantaranya Desa Randutatah, Kecamatan Paiton; Desa Asembagus, Patokan, Kalibuntu, Kebonagung, dan Sidopekso.
Lalu Kecamatan Kraksaan; Desa Sukokerto dan Penambangan, Kecamatan Pajarakan; Desa Pajurangan, Pesisir dan Klaseman, Kecamatan Gending. Dengan jumlah petambak sebanyak 339 orang.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait