PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Sebanyak 4 mahasiswa Universitas Nurul Jadid (Unuja), Paiton, Kabupaten Probolinggo, dikirim ke Malaysia untuk mengabdi di lembaga pendidikan Pondok Pesantren An Nahdhoh, Tanjung Sepat.
Keempat mahasiswa tersebut, adalah Diana Putri Prahasti Mahasiswa (Prodi Matematika), Nabila Firdausyiah (Prodi Pendidikan Bahasa Inggris), Muhammad Shofa Uzzad Zuhri (Prodi Hukum Keluarga) dan Hamadah Sahrullah (Prodi Teknik Elektro).
Mereka dikirim lewat progam Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) internasional santri, yang rencananya akan berlangsung mulai 15 Agustus, hingga 15 November 2023 mendatang.
Wakil Rektor III Unuja Paiton, M. Fadli Hidayat mengatakan, para mahasiswa tersebut sudah diberangkatkan pada 14 Agustus 2023 lalu. Dengan biaya keberangkatan ditanggung pihak kampus, dan biaya hidupnya bakal ditanggung lembaga pesantren di Malaysia.
Saat berada di Malaysia, mahasiswa tidak hanya akan mengajar saja, melainkan juga melaksanakan penelitian dan pengabdian sesuai dengan progam studi dan keahlian masing-masing.
"Selain itu, mereka akan membuat catatan perjalanan dengan target bisa terbit menjadi buku yang ber-ISBN," terangnya, Rabu (16/8/2023).
Fadli menjelaskan, bahwa pelaksanaan MBKM internasional di Negeri Jiran tersebut, merupakan kali kedua. Sebelumnya pihak kampus juga mengirimkan mahasiswa berbeda, pada Januari 2023 lalu.
"Jadi progam ini berkelanjutan setiap semester," ucapnya.
Pengiriman itu, lanjut Fadli, sesuai dengan visi dan misi Unuja. Yakni menjadi universitas, yang terakreditasi internasional. Tentu keinginan tersebut harus diwujudkan, baik dari manajemen, penelitian, hingga pada keterlibatan mahasiswa dalam berkegiatan di luar negeri.
"Untuk tema kegiatan MBKM Internasional santri kali ini, adalah 'Menebar Manfaat untuk Dunia'," jelasnya.
Ia berharap, kegiatan tersebut bisa memberikan manfaat kepada masyarakat dunia, khususnya kepada warga Indonesia yang menjadi tenaga kerja di Malaysia. Sehingga mereka tetap mengenal budaya, lagu kebangsaan dan tradisi Indonesia, meski mereka tidak di Indonesia.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait