Apakah Pelihara Kumis dan Janggut Bisa Tingkatkan Pertumbuhan Bakteri di Wajah? Begini Penjelasannya

Sulistiyowati
Sumber foto okezone

PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Memanjangkan janggut dan kumis masih menjadi hal yang digemari banyak pria hingga saat ini. Sebab, janggut dan kumis seakan memberikan kesan maskulin. Wajar saja bila minat pria terhadap tren tersebut semakin tinggi.

Masalahnya, banyak orang menganggap wajah pria berjanggut dan berkumis lebih kotor karena menyimpan lebih banyak bakteri dibandingkan dengan pria yang tidak memilikinya.

Sebagian pria, untuk urusan penampilan tak dipungkiri suka menumbuhkan kumis dan janggut untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam hal tampilan visual. Meski ini artinya, butuh perawatan dan perhatian ekstra.

Bagi Anda yang termasuk pria dengan kumis dan janggut, harus betul-betul memelihara kesehatan dan kebersihannya karena, seperti diungkap dokter spesialis kulit, dr. Hari Darmawan, Sp.KK, memelihara kumis dan janggut rupanya bisa meningkatkan pertumbuhan bakteri di wajah.

“Pertumbuhan bakteri pada wajah yang berkumis dan berjenggot cenderung tinggi karena kulit semakin lembap,” kata dr. Hari, saat dijumpai di Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis baru-baru ini.

Menurutnya, jika kumis dan janggut tidak mendapatkan perawatan yang baik, maka berpotensi timbul keluhan masalah di kulit wajah, seperti gatal-gatal, iritasi, dan juga jerawat.

"Jadi harus rajin bercukur karena ada banyak benefit kalau cukur, baik dari segi estetika maupun dari segi medis. Disarankan seminggu sekali cukur, tapi tergantung pribadi masing-masing, apakah memang pertumbuhannya cepat atau tidak," jelasnya lagi.

Dalam shaving atau mencukur pun, tak bisa sembarangan. Dokter Hari mengingatkan, sata mencukur perlu memperhatikan beberapa aspek untuk meminimalisir risiko iritasi yang sering terjadi saat sedang bercukur.

Dokter Hari menjelaskan, saat sebelum bercukur wajah sebaiknya dibasuh terlebih dahulu dengan air hangat. Ini dilakukan agar pori-pori terbuka sehingga memudahkan proses pencukuran kumis dan jenggot.

Kemudian, wajib menggunakan alat cukur yang berkualitas serta menggunakan foam atau gel agar proses cukur bisa berjalan lebih halus. Setelah selesai, baru basuh muka dengan air dingin.

Dalam shaving atau mencukur pun, tak bisa sembarangan. Dokter Hari mengingatkan, sata mencukur perlu memperhatikan beberapa aspek untuk meminimalisir risiko iritasi yang sering terjadi saat sedang bercukur.

Dokter Hari menjelaskan, saat sebelum bercukur wajah sebaiknya dibasuh terlebih dahulu dengan air hangat. Ini dilakukan agar pori-pori terbuka sehingga memudahkan proses pencukuran kumis dan jenggot.

Kemudian, wajib menggunakan alat cukur yang berkualitas serta menggunakan foam atau gel agar proses cukur bisa berjalan lebih halus. Setelah selesai, baru basuh muka dengan air dingin.

"Kalau sudah terlanjur iritasi, kurangi kontak dengan sabun yang mengandung banyak alkohol karena itu makin perih nantinya. Gunakan sabun bayi dan krim yang mengandung antibiotik untuk mencegah infeksi," terangnya.

Terakhir, dr. Hari menegaskan agar jangan pernah bertukar alat cukur dengan orang lain. Pasalnya ada risiko penularan penyakit di sana, seperti penyakit HIV yang memang bisa tertular dari darah.

"Enggak boleh (saling) tukar alat cukur. Alat cukur ada risiko berdarah di sana, dan kita tahu ada penyakit seperti HIV yang bisa tertular dari darah. Jadi tidak disarankan tukar-menukar alat cukur dengan orang lain ya," pungkas dr. Hari

Editor : Ahmad Hilmiddin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network