SITUBONDO, iNews.id - Petani tembakau di Kabupaten Situbondo mendesak pemerintah daerah dan dan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), agar mengambil langkah menstabilkan harga tembakau yang kini berada di bawah normal.
Petani berharap agar pemerintah bersama instansi terkait, bisa membantu memasarkan hasil tembakau petani hingga tembus pangsa pasar nasional.
Salah seorang petani tembakau, Sarkawi mengatakan hasil panen daun Tembakau Tambeng dan Kayu Mas sebenarnya memiliki kualitas cukup baik, namun dalam pemasarannya belum dilakukan secara maksimal.
Menurut Sarkawi, sejauh ini petani tembakau hanya bisa memasarkan sendiri, sehingga harga jual tidak seperti yang diharapkan. Belum lagi adanya tengkulak nakal, yang kerap memainkan harga tembakau petani.
"Masalahnya ada di proses penjualan, belum lagi hasil produksi kini melimpah. Bila tidak diatasi, harga bisa anjlok," ungkapnya, Selasa (26/07/2022).
Sementara petani lainnya, Suryanto meminta pemerintah bisa membuat sentral tembakau di wilayah barat dan di timur Situbondo. APTI diharap bisa membangun tempat khusus transaksi jual beli tembakau atau lelang tembakau.
”Tembakau Situbondo dikenal masyarakat luas mempunyai kualitas tersendiri, namun belum bisa masuk ke pasar nasional. Saya menginginkan ada pusat transaksi, sebagai sentra di wilayah barat dan timur Situbondo”, harap Suryanto.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Situbondo, Haryadi Tejo Laksono membenarkan jika mutu dan kualitas produksi tembakau Situbondo cukup baik. Hanya saja, untuk menembus pasar nasional perlu evaluasi dan kajian khusus.
"Ada beberapa faktor dalam peningkatan mutu dan kualitas tembakau, agar tembus pasar nasional. Apalagi sekitar 90 persen hasil tembakau Situbondo tersebar di beberapa wilayah," terangnya.
Lanjut Haryadi, jika pihaknya sebenarnya sudah memberikan bantuan berupa pinjaman beberapa alat modern, seperti traktor dan lainnya dalam peningkatan mutu. Hanya saja, fakta di lapangan petani masih lebih suka memakai alat tradisional.
"Itu kemungkinan menjadi salah satu faktor penyebab, sehingga tidak bisa menembus pasar nasional,"tuturnya.
Padahal, imbuh Haryadi, tembakau Tambeng dan Kayu Mas apabila dijual di paasaran yang potensial, harganya lebih tinggi dari tembakau umumnya, yakni seharga Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu per ons.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait