Penetapan tanggal ini berbeda satu hari dibandingkan pemerintah Indonesia. Berdasarkan sidang Isbat pada Rabu (29/6/2022), ditetapkan 1 Dzulhijjah yakni pada 1 Juli 2022. Idul Adha 1443 H jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022 atau 10 Dzulhijjah.
Lanjut Aswadi mengatakan, para jamaah haji bisa memanfaatkan momentum wukuf di Arafah pada hari Jumat dengan menanamkan rasa kebaikan.
"Kan ada khutbah wukuf itu dimanfaatkan untuk konsentrasi, menanamkan kebulatan tekad supaya kita benar-benar bisa meninggalkan hal-hal yang buruk dan bisa menumbuhkembangkan nilai-nilai kebaikan yang tumbuh dalam lubuk hati dan bahkan bisa melestarikan," kata Aswadi.
Kebaikan saat wukuf di Arafah tidak hanya dilakukan saat wukuf saja tapi makna wukuf dan hakekat wukuf bertepatan dengan haji akbar bisa melekat pada dirinya sepanjang zaman.
"Tapi sampai sepulangnya ini benar-benar bisa berkembang bahkan ditularkan pada masyarakat yang lain," ujarnya.
Wukuf di Arafah berdasarkan Al-Qur'an surat Al-Hajj ayat ke-26 agar menjauhkan dari sifat syirik. "Memang sudah mengingatkan sebagai kunci tidak boleh ada yang syirik, tidak boleh ada yang menyekutukan Allah. Dikuatkan pada ayat berikutnya itu harus terpusat, benar-benar karena Allah," kata Aswadi.
Saat wukuf bertepatan di hari Jumat lanjut Aswadi tidak ada shalat Jumat. "Tidak ada karena waktunya sama, wukuf waktunya ba'da zawal dan Jumat ba'da zawal sehingga khutbah wukufnya menjadi prioritas dan nanti akan diteruskan dengan shalat jamak qasar Dzuhur dan Ashar," ujarnya.
Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Nasrullah Jasam mengatakan, wukuf di Arafah pada hari Jumat banyak yang menyebut sebagai Haji Akbar.
"Menjadi istimewa karena hari Jumat itu sebagai Sayyidul Ayyam atau pemimpin hari-hari lainnya. Sehingga di situ banyak berkumpul kebaikan," ujar Nasrullah.
Jatuhnya puncak haji atau wukuf Arafah pada Hari Jumat, memang banyak dinantikan umat Islam yang melaksanakan ibadah haji.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait