get app
inews
Aa Text
Read Next : Kejari dan PWI Probolinggo Raya Siap Bersinegri Untuk Tingkatkan Literasi Masyarakat

Waspada! Video Bupati Sampang Sindir Wakilnya Ternyata Deepfake, Kominfo Ungkap Modus Manipulasinya

Senin, 02 Juni 2025 | 11:29 WIB
header img
Kominfo Sampang menyebut video Bupati Slamet Junaidi yang viral di TikTok sebagai hasil rekayasa AI deepfake. (Foto: Kominfo Sampang)

SAMPANG, iNewsProbolinggo.id – Media sosial dihebohkan video viral yang menampilkan Bupati Sampang, H. Slamet Junaidi, seolah-olah menyindir wakilnya dengan pesan berbahasa Madura, "Lakonah lakonih, kennengah kennengih" (Kerjakan apa yang harus dikerjakan, dan tempati apa yang harus ditempati). Namun, video yang sempat bikin gaduh ini ternyata palsu, hasil manipulasi digital berteknologi AI deepfake.

Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Sampang yang membongkar fakta ini setelah menemukan banyak kejanggalan. Kepala Kominfo Sampang, Amrin Hidayat, mengonfirmasi video tersebut telah direkayasa. Ia mencurigai penggunaan teknologi deepfake yang sangat canggih untuk memalsukan wajah dan suara.

Deepfake adalah video yang dibuat atau dimanipulasi dengan kecerdasan buatan (AI) sehingga terlihat sangat realistis, padahal sebenarnya palsu. Teknologi ini bisa meniru wajah, suara, dan gerakan seseorang, bahkan menciptakan konten yang sepenuhnya tidak nyata.

"Video itu direkayasa secara digital. Ada banyak kejanggalan secara teknis, terutama pada bagian wajah, mulut, dan gerakan mata yang tidak sinkron," ujar Amrin, Senin (2/6/2025).

Jika diperhatikan lebih teliti, Amrin menjelaskan, ada efek kabur pada dagu dan pipi, gerakan mulut yang menyatu dengan kulit secara tidak wajar, serta efek melayang pada dagu, yang merupakan ciri khas manipulasi deepfake.

Kejanggalan Visual dalam Video Viral

Tim Kominfo melakukan analisis visual dan menemukan anomali mencolok:

Detik 0–3: Tepi dagu dan pipi terlihat buram, gerakan mata tidak sinkron dengan arah kepala, dan bibir tampak tidak menyatu alami.

Detik 4–6: Dagu terlihat melayang, dan muncul efek face warping (pergeseran bentuk wajah) yang aneh sesaat.
Amrin menambahkan, rekayasa semacam ini sangat berbahaya jika dibiarkan tanpa konfirmasi resmi. "Ini ciri khas dari teknologi deepfake. Secara teknis, wajah dan suara tokoh publik bisa dipalsukan sehingga terlihat sangat mirip," katanya.

Kominfo Sampang mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya atau menyebarkan konten manipulatif. Amrin menekankan pentingnya cek fakta sebelum membagikan konten yang bisa menyesatkan publik.

"Jangan asal share. Pastikan dulu kebenarannya. Gunakan sumber resmi seperti situs pemerintah dan media yang kredibel," tegas Amrin.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut