get app
inews
Aa Read Next : PT Paiton Energy Gandeng UGM  Dalam Pengelolaan Energi dan Pemeliharaan PLTU Batu Bara

Kisah Sukses Sarjiya, Anak Penjual Gula Jawa yang Menjadi Profesor

Senin, 05 Agustus 2024 | 16:43 WIB
header img
Saat pengukuhan Guru Besar Prof. Ir. Sarjiya, MT., Ph.D., IPU di ruang Balai Senat UGM pada Kamis (2/1/2024). Foto: UGM

YOGYAKARTA, iNewsProbolinggo.id - Saat pengukuhan Guru Besar Prof. Ir. Sarjiya, MT., Ph.D., IPU di ruang Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Kamis (2/1/2024), terdapat momen yang sangat mengharukan.

Dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik UGM ini, suaranya bergetar dan matanya berkaca-kaca saat membacakan pidato pengukuhannya. Beberapa kali ia harus berhenti sejenak untuk menyeka air mata yang mengalir deras.

Pria kelahiran Kulon Progo 51 tahun lalu ini berasal dari keluarga sederhana di Lendah, Kulonprogo. 

Ayahnya, Pujidiyono, sehari-hari bekerja sebagai buruh labor atau pengrajin gamping, sedangkan ibunya, Sumirah, adalah pedagang gula jawa yang setiap hari berkeliling di kota Yogyakarta untuk menjajakan dagangannya.

“Bapak dan Ibu waktu itu berani membuat keputusan untuk mengizinkan dan membiayai saya melanjutkan sekolah,” kata Sarjiya seperti dilansir laman resmi UGM.

Sarjiya menceritakan bahwa kedua orang tuanya tidak bisa membaca dan menulis karena tidak pernah bersekolah. Meski begitu, mereka tetap gigih menyekolahkan dirinya meskipun harus mengorbankan pendidikan adik perempuannya.

“Secara khusus saya mohon maaf kepada adikku, Suparsih, yang terpaksa tidak bisa melanjutkan ke bangku SMA meskipun memiliki nilai ujian SMP yang sangat baik, karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan untuk membiayai sekolah kami berdua secara bersamaan. Semoga pengorbanan kakak-kakak dan adikku mendapatkan imbalan kebaikan yang lebih banyak dari Tuhan Yang Maha Esa,” ungkap Sarjiya, anak keempat dari lima bersaudara.

Setelah menyampaikan pidato, Sarjiya langsung mendatangi ibundanya sambil bersujud dan memeluknya dengan erat. 

Ia juga menyalami keempat saudari perempuannya. Sayangnya, ayahnya tidak bisa hadir dalam momen pengukuhan tersebut karena telah berpulang. “Maturnuwun Bu,” kata Sarjiya dengan terbata-bata.

Sarjiya menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Pengkol, Kulon Progo pada tahun 1987, lalu melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Brosot pada tahun 1990. 

Pendidikan sekolah menengahnya diselesaikan di SMAN 1 Teladan Kota Yogyakarta pada tahun 1993 dan pada tahun yang sama melanjutkan kuliah di S1 Teknik Elektro UGM.

Pendidikan S2 dilanjutkannya di Magister Teknik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, lulus pada tahun 2002. Pendidikan doktoralnya diselesaikan di prodi Electrical Engineering, Chulalongkorn University, Thailand.

Dalam pidato pengukuhan yang berjudul "Integrasi Variable Renewable Energy dalam Perencanaan dan Operasi Sistem Tenaga Listrik Menuju Transisi Energi Berkelanjutan," Sarjiya menyatakan bahwa untuk mencapai transisi energi yang berkelanjutan di Indonesia, diperlukan pemanfaatan secara optimal seluruh potensi energi, baik terbarukan maupun non-terbarukan.

Dengan karakteristik intermitensinya, integrasi potensi variable renewable energy ke dalam grid untuk memenuhi kebutuhan energi nasional menghadapi banyak tantangan. 

Oleh karena itu, diperlukan inovasi dalam perencanaan dan operasi sistem tenaga untuk memastikan layanan energi listrik yang handal, aman, dan berkualitas dapat diberikan kepada konsumen dengan biaya penyediaan yang ekonomis.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut