get app
inews
Aa Text
Read Next : Saksi Pasangan Habib Hadi - Zainal Arifin Enggan Tanda Tangan Hasil Suara Pilkada Kota Probolinggo

Kisah Mohammad Masruchin, Purnawirawan TNI jadi Hafiz Alquran setelah Belajar di Pos Satpam

Selasa, 30 Juli 2024 | 13:52 WIB
header img
Mohammad Masruchin, purnawirawan TNI jadi hafiz Alquran setelah belajar di pos satpam. Foto: Dok Okezone

JAKARTA, iNewsProbolinggo.id - Sebagian orang mungkin masih jarang mengenali nama Mohammad Masruchin. Dalam riwayat hidupnya, ia pernah menjadi bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Sersan Mayor (Purn) Mohammad Masruchin adalah salah seorang purnawirawan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dulunya, ia bertugas di Yonif Lintas Udara 503/Mayangkara (sekarang Yonif Para Raider 503/Mayangkara).

Dengan pangkat Sersan Mayor (Serma), ia termasuk dalam golongan Bintara, satu tingkat di atas Sersan Kepala (Serka) dan setingkat di bawah Pembantu Letnan Dua (Pelda).

Terlepas dari karier militernya, ada kisah menarik dari Mohammad Masruchin. Ia dikenal sebagai seorang penghafal Alquran atau hafiz. “Belajar itu tidak memandang usia” adalah kutipan yang cocok untuk Mohammad Masruchin.

Meskipun sudah tidak muda lagi, ia tetap semangat dan bertekad kuat untuk menghafal Alquran. Pada suatu kesempatan, Masruchin membagikan kisahnya sebelum menjadi penghafal Alquran. Ia mulai belajar menghafal Alquran sejak pensiun dari Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Saya mulai belajar menghafal Alquran itu sejak pensiun dari TNI. Alhamdulillah, karena ridha Allah, saya kini bisa menghafal 30 juz," ucap Serma Purn Masruchin.

Masruchin pensiun dari militer sekitar tahun 2004. Memasuki masa pensiun, ia mengabdikan diri sebagai staf keamanan di Pondok Pesantren Madrasatul Quran Tebuireng, Jombang. Saat menjaga keamanan pondok, Masruchin sering melihat para santri muda yang sudah hafal Alquran.

Dari sinilah hatinya tergerak untuk ikut belajar menghafal Alquran. Setelah membulatkan tekad, Masruchin menyampaikan niatnya kepada para guru pembimbing di pondok tersebut.

Mendapat respons positif, ia disarankan untuk mendaftar sebagai calon hafiz. Seperti calon hafiz lainnya, Masruchin mengikuti berbagai tahapan yang ditentukan.

Meski berbaur dengan santri yang usianya seumuran anak-anaknya, ia tetap semangat menjalani prosesnya. 

Selain menyetor hafalan kepada para pembimbing, Masruchin memiliki cara lain untuk meningkatkan hafalannya. Saat berjaga di Pos Satpam, ia terus membaca kitab suci Alquran.

Di pos kerjanya, Masruchin menyediakan sebuah Alquran kecil. Seiring waktu, hafalannya terus bertambah hingga ia berhasil menyelesaikannya dalam kurun waktu sekitar 5 tahun.

Setelah wisuda, Masruchin mendapatkan hadiah tak terduga dari pihak pondok pesantren, yaitu kesempatan untuk pergi ke Tanah Suci dalam bentuk umrah.

"Masyaallah, saya benar-benar beruntung bisa menunaikan ibadah umrah dan beribadah langsung di depan Ka'bah. Ini benar-benar hidayah tak terduga bagi saya," pungkas Masruchin.

Meskipun sudah menjadi hafiz, Masruchin tetap mengabdi sebagai staf keamanan di Pondok Pesantren Madrasatul Quran. 

Selain itu, ia juga mengamalkan ilmunya dengan menjadi guru mengaji di sebuah TPQ di desanya. 

Melihat kisah Mohammad Masruchin, dapat dipahami bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar sesuatu. Tak perlu minder dengan usia, semua bisa dilakukan asalkan dengan niat dan semangat yang baik.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut