Curhatan Seorang Ibu di Kota Probolinggo yang Tak Mampu Beli Susu Buat Sang Bayi

PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Warga Kota Probolinggo, Rensi Etia (37), yang tinggal di Kelurahan Ketapang, Jalan Krakatau RT 02 RW 01, Kecamatan Kademangan. Menghadapi tantangan berat dalam merawat buah hatinya, yang menderita penyakit ginjal.
Rensi mengungkapkan, ia mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan susu khusus balita penderita ginjal, yang harganya relatif mahal. Belum lagi biaya untuk kontrol dan perawatan sang buah hati.
"Dari pemerintah, kita hanya mendapatkan kartu pendalungan yang dapat digunakan untuk ambulance dan pendidikan. Namun kebutuhan utama kami saat ini, adalah mendapatkan pertolongan medis, terutama kebutuhan susu," ujar Rensi.
Tidak hanya itu, Rensi yang didampingi suaminya yang bekerja sebagai wiraswasta, berharap agar pemerintah setempat dapat memberikan bantuan dalam memenuhi kebutuhan sang buah hati.
"Petugas dari Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Kota Probolinggo sudah datang ke rumah kami, mereka juga melakukan pemeriksaan kesehatan anak saya. Namun, mereka hanya dapat memberikan bantuan berupa ambulance untuk mengantar ke Malang. Biasanya, kami naik bus karena kadang-kadang harus melakukan rawat inap, seperti yang terjadi kemarin yang berlangsung selama 28 hari."papar Rensi, Sabtu 28/10/2023.
"Kebutuhan di sana sangat besar, terutama untuk membeli susu. Kami sangat berharap ada perhatian serius dari pemerintah terkait kebutuhan ini, karena kami benar-benar sudah tidak mampu lagi," tambahnya.
Kepala Dinas Kesehatan dan P2KB Kota Probolinggo, dr. Nurul Hasanah Hidayati, menyampaikan bahwa terkait permasalahan yang dihadapi oleh ibu Rensi, pihaknya telah mengunjungi rumahnya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan anaknya dan meminta keterangan secara terbatas.
"Kita sudah mendatangi ibu Rensi melalui petugas puskesmas setempat. Permasalahannya adalah biaya perawatan terutama kebutuhan susu. Terkait transportasi, kami sudah menyiapkan ambulance seperti yang kami lakukan kemarin, kami telah membantu untuk kepulangan mereka dari RSUD di Malang," jelasnya.
dr. Nurul Hasanah Hidayati juga menegaskan bahwa terkait bantuan kebutuhan susu atau biaya, pihaknya terus berupaya, namun masih terkendala oleh ketiadaan regulasi yang mengaturnya.
"Kami tidak dapat memberikan uang secara langsung untuk biaya perawatan atau membeli susu karena terikat oleh aturan. Jika melanggar aturan, nanti dapat dianggap sebagai penyalahgunaan anggaran. Oleh karena itu, kami akan terus berupaya untuk memberikan bantuan,"terangnya.
Saat ini, lanjut Nurul, pihaknya hanya dapat membantu dalam hal pemeriksaan kesehatan dan transportasi. Seperti yang diketahui, Pemerintah Kota telah menyediakan tempat tinggal atau tempat singgah untuk keluarga pasien rujukan di tiga lokasi, yaitu Kota Surabaya, Kota Malang, dan Kabupaten Jember.
Editor : Ahmad Hilmiddin