PROBOLINGGO, iNews.id - Houl Almarhum Al Arifbillah KH. Mohammad Hasan Genggong atau Kiai Sepuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo dipadati oleh puluhan ribuan jamaah yang datang dari dalam dan luar Kabupaten Probolinggo bahkan dari luar provinsi Jawa Timur.
Peringatan houl yang ke-69 tersebut dihadiri KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, dan sejumlah kiai, para habaib dan para undangan.
Manqib atau biografi Kiai Mohammad Hasan Genggong dibacakan langsung oleh Biro Kepesantrenan Pesantren Zainul Hasan Genggong, KH. Mohammad Haris Damanhury Romly.
Dalam Pembacaan manaqib tersebut ia menceritakan biografi dan karomah Kiai Sepuh Genggong dan ada 2 karomah utama yang patut dicontoh dan diteladani bagi seluruh masyarakat khususnya para santri Pesantren Zainul Hasan Genggong.
Karomah paling luar biasa yang dimiliki Kiai Sepuh Genggong yakni kemurnian akhlak beliau, saat beliau berangkat ke Pondok dengan berjalan kaki menuju Pesantren Syaichona Kholil Bangkalan.
"saat ditengah perjalanan setiap ada burung sedang makan, beliau selalu berhenti karena tidak mau mengganggu hewan itu makan dan setelah hewan itu selesai makan baru beliau melanjutkan perjalanan", Ungkap Gus Haris
Kiai Sepuh juga pernah ber cerita jika beliau berjalan tidak Pernah sekalipun memetik daun dari pohonnya. "Beliau sangat menjaga akhlak beliau tidak hanya kepada sesama manusia namun juga kepada semua makhluk hidup", Ucap Kiai Muda tersebut.
Karomah kedua, yang sangat luar biasa dari Kiai Mohammad Hasan Genggong yakni karomah keilmuannya. Beliau telah menciptakan be berapa kitab diantaranya Aqidatul Tauhid, Nadom Safinah, Kitab Khutbatain dan ada Asyidhu Billughotil Manduriyah yang berisi syiir-syiir yang diciptakan Kiai Sepuh Genggong.
"Ada seorang Syech bernama Syech Yazin Alfadangi, pernah beliau pernah mengambil sanat hadist dari Kiai Sepuh Dan kitabnya itu Al Buldaniah Arbauna Hadisani yang merupakan kitab yang berisi hadist dari empat puluh guru dari empat puluh negara, mohon di koreksi jika saya salah", Pungkas Gus Haris.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait