Mewisuda Ribuan Mahasiswa, UNUJA Probolinggo Catat Rangking 152 Nasional

Zainul Rifan
Pelaksanaan wisuda UNUJA Paiton Probolinggo (foto : iNewsProbolinggo.id/rifan)

PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Universitas Nurul Jadid (UNUJA) Paiton Probolinggo resmi mewisuda sebanyak 1.172 mahasiswa berbagai jurusan. Pada momentum itu juga UNUJA juga resmi masuk dalam 10 besar Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PT NU) dengan skor SINTA tertinggi nasional.

Capaian itu turut menempatkan UNUJA sebagai kampus pesantren yang mampu berada di rangking 152 dari 5.488 perguruan tinggi yang ada di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan langsung Rektor UNUJA Dr. Najiburrahman saat pelepasan ribuan wisudawan dan wisudawati di halaman kampus pada Minggu (2/11/2025) pagi. 

Dalam sambutannya Lora Najib, mengatakan bahwa delapan tahun perjalanan UNUJA adalah perjalanan menuju kematangan untuk lepas landas menuju kampus unggul. 

​"Delapan tahun perjalanan Universitas Nurul Jadid bukan sekadar perjalanan waktu, melainkan perjalanan menuju kematangan, kemandirian, dan keunggulan," katanya.

Sejak berdiri, lanjutnya, UNUJA juga secara resmi meraih Akreditasi Institusi "Baik Sekali" dan berhasil mempertahankan sertifikasi internasional ISO 9001:2015 (Manajemen Mutu) serta ISO 21001:2018 (Manajemen Organisasi Pendidikan).

​"Untuk SDM, kami telah mendelegasikan 28 dosen untuk melanjutkan studi doktoral ke Jepang, Tiongkok, Malaysia, serta perguruan tinggi nasional bereputasi," ucap ya.

​Sementara itu, Pengasuh Pesantren Nurul Jadid KH. Moh Zuhri Zaini menuturkan, bahwa momentum wisuda merupakan anugerah dan nikmat. Wisuda bukan akhir dari proses, melainkan awal.

Karena itu, ia berpesan kepada para wisudawan untuk mengamalkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama mengenyam pendidikan di kampus. 

"Terus bersemangat belajar, tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat.
Belajar tidak harus di lembaga formal, bisa dilakukan di mana-mana. Bahkan dari pengalaman kehidupan sehari-hari," tuturnya.

Menurut Kiai Zuhri, hal itu telah dilakukan oleh para pendahulu, bahkan oleh sahabat-sahabat nabi. Belajar di mana saja, kemudian mempraktikkan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

"Jadilah Sirojuna (pelita) di masyarakat, bukan Sirjina mengotori masyarakat), karena tidak semua orang pintar itu bermanfaat bagi masyarakat," paparnya.

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network