Bocah Yatim Piatu Menderita Stunting di Probolinggo, Membutuhkan Uluran Tangan

ahmad didin
Rifka Dina Auliya terbaring lemas ditempat tidurnya

PROBOLINGGO, iNews.id - Rifka Dina Auliya (7) menderita stunting sudah tidak lagi mempunyai orang tua. Ia tak memiliki orang tua pasalnya Bapaknya meninggal tahun lalu dan disusul oleh ibunya, pasca mereka bercerai 4 tahun lalu.

Dina tinggal dirumah yang sangat sederhana yang berada di RT 10 / RW 03 Desa Sindetlami, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo.Ia tinggal dirumah yang bertembok kayu, beralas tanah, dan beratap genteng yang sebagian bocor ketika hujan turun.

Salehuddin (36), Kakak kandung dari Rifka Dina Aulia yang saat ini mengasuhnya menceritakan bahwa kedua orang tua Dina sudah meninggal semua pasca perceraian, sehingga Dina diasuh besama ibunya saat ini.

“Sekitar 4 tahun yang lalu, adik saya Babur Rahma cerai dengan suaminya Hasan. Paska cerai ini ada Hasan meninggal. Kalau adik saya tahun lalu meninggalnya. Sehingga sekarang yang mengasuh Rifka ini saya dengan emak,” katanya.

Meski berat tanggung jawab yang ia pikul, ia mengaku ikhlas menjalani statusnya sebagai keluarga. Bahkan, adanya Rifka yang kini menjadi amanahnya, tak membuatnya mengeluh. Sebab, anak dari adik kandungnya itu sudah ia anggap sebagai anak kandungnya sendiri.

Rifka sendiri dalam kesehariannya hanya mengonsumsi susu dan tak bisa diberi makanan lainnya. Stunting yang sudah dideritanya sejak lahir, membuat perkembangannya terhambat. Bahkan, di usinya yang sudah mencapai 7 tahun, anak yatim piatu ini masih belum bisa berjalan ataupun duduk.

“Susu tok makannya, tidak masuk kalau dikasih yang lain,” ujarnya.

Untuk memenuhi kebutuhan susu dari Rifka, Saleh mengaku selalu membeli susu kotak agar bisa digunakan selama beberapa hari. Secara bergantian ia dan ibunya selalu menyediakan susu dari Rifka.

Saleh sendiri hingga saat ini masih belum punya pekerjaan tetap, ia hanya mengandalkan keahliannya dalam menyediakan jasa pijat untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah. Sebab, ia tidak punya pekerjaan lainnya, termasuk menjadi petani lantaran tak ada sawah yang dimiliki.

Namun, dari pekerjaan jasanya itu terkadang ia mengalami kendala. Tak jarang, dalam sehari tidak ada sama sekali warga yang menggunakan jasa pijatnya.

“Di sini memang banyak petani, tapi saya kan tidak punya sawah. Jadinya saya hanya fokus di pijat ini. Kalau ramai sehari bisa sampai 5 orang, tapi kalau sepi, sehari bisa tak ada sama sekali.

Editor : Ahmad Hilmiddin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network