Ikuti Lomba Desa Berseri Jatim, Cara Desa Sidopekso Sadarkan Masyarakat Peduli Lingkungan

Zainul Rifan
proses penilaian oleh tim lomba Desa Berseri Jawa Timur (foto : iNewsProbolinggo.id/doni)

PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Desa Sidopekso, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo memiliki sejumlah cara menyadarkan masyarakat untuk peduli lingkungan. Salah satunya dengan mengikuti lomba Desa Bersih, Sehat, Kreatif dan Lestari (Desa Berseri) 2024 Jawa Timur.

Tepat pada Kamis (30/5/2024) siang, desa setempat mendapat penilaian dari tim penilai yang dipimpin oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur.

Kepala Desa Sidopekso Eva Herli Wahyuni mengatakan, jika ada beberapa aspek yang dinilai dalam lomba tersebut. Utamanya pada kerapian lingkungan hidup, pengelolan sampah serta pemanfaatan lahan oleh pihak desa.

Persiapan-persiapan sudah dilakukan sebelumnya, mulai dari gotong royong bersih desa, menjaga alam dengan cara melakukan penanaman mangrove serta melarang adanya penebangan pohon mangrove.  

"Harapannya kita sama-sama belajar cintai lingkungan. Hal terkecil apa yang kita berikan pada lingkungan akan berdampak pada kita sendiri," katanya.

Sementara itu Tim Penilai Lomba Subarja menjelaskan, jika progam Desa Berseri ini merupakan progam inovasi yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur, tentang pengelolaan lingkungan, utamanya pada pengurangan sampah.

Kebetulan pada 2024 ini, pihaknya akan memberikan kuota pada 200 desa. Ratusan desa yang terpilih tersebut akan diberikan reward sebuah piagam penghargaan yang membuktikan bahwa desa tersebut telah peduli lingkungan.

"Progam inovasi ini hanya ada di Jatim, kebetulan sudah ada peraturan Gubernur yang jadi payung hukumnya," jelasnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 pada DLH Jawa Timur itu melanjutkan, bahwa progam berseri memiliki tiga kategori atau tingkatan, yakni Pratama, Madya dan Mandiri. Tiga kategori itu menjadi penentu peningkatan kualitas lingkungan di desa.

"Untuk Desa Sidopekso ini masih yang pratama, harapannya nanti bisa berlanjut ke kategori atau tingkatan berikutnya," katanya.

Subarja mengaku, kalau saat inj pihaknya tidak henti melakukan sosialisasi, pembinaan dan bimbingan teknik pada 38 kota/kabupaten se Jawa Timur. Hal itu dilakukan berdasarkan pada minimnya desa yang mengikuti kegiatan desa berseri tersebut.

"Sejarah desa berseri ini lahir di tahun 2012, dari 8.501 kelurahan/desa kebetulan yang mengikuti hanya 12 persen, artinya kepedulian untuk mengikuti kurang," ucapnya.

Padahal, kegiatan berseri ini bukan hanya sekedar lomba saja, melainkan aksi nyata kepedulian lingkungan.

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network