PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Serangkaian acara besar digelar Pemerintah kota (Pemkot) Probolinggo di tahun 2023, Di antaranya Semipro yang diselenggarakan selama tujuh hari pada bulan Juni lalu.
Usai Semipro berakhir, serangkaian acara bakal digelar kembali, seperti Cokro Fair, rangkaian Hari Jadi Probolinggo (HadiPro) hingga refleksi 5 tahunan kepemimpinan Wali Kota Probolinggo.
Anggaran yang digelontorkan, di setiap kegiatan tidak main-main. Seperti yang disebutkan Kepala DKUPP, Fitriawati. Untuk acara refleksi 5 tahunan mendatang, bakal digelontorkan anggaran sebesar kurang lebih Rpp 1 Miliar lebih.
"Untuk gelaran refleksi, kita serahkan ke pihak ketiga (EO) melalui e-katalog, namun hingga kini masih belum tahu siapa nantinya. Masalah stand UMKM kita akan tambah, saya tegaskan DKUPP nggak pernah jual stand, itu ranahnya EO atau pihak ketiga," ujar Fitriani, Selasa (15/08/2023).
Adanya event Pemkot Probolinggo, diharapkan bisa meningkatkan perekonomian melalui UMKM. Seperti diketahui gelaran Semipro selama 4 hari, perputaran uang di Semipro mencapai angka Rp 3 miliar, hal itu disampaikan Wali Kota Probolinggo, pada saat penutupan Semipro (14/07/2023).
Hal itu memantik reaksi Wakil Ketua DPRD Kota Probolinggo, Fernanda Zulkarnaen. Ia menegaskan, adanya event dengan gelontoran anggaran luar biasa, diharapkan bisa dinikmati oleh masyarakat Kota Probolinggo sendiri, bukan orang luar Kota Probolinggo.
Ia berharap, semua stand di setiap event Pemkot Probolinggo, bisa digratiskan untuk masyarakat Kota Probolinggo, terutama kepada pelaku UMKM. Itu merespon, apa yang disampaikan ibu Fitriawati selaku kepala DKUPP, yang bakal menyerahkan event kepada pihak ketiga.
"Seharusnya bikin aturan kepada pihak ketiga, harus menggratiskan stand UMKM khusus warga Kota Probolinggo. Ngapain mesti takut, itu kan uang masyarakat Kota Probolinggo sendiri," tegasnya.
Fernanda juga menambahkan, seharusnya adanya setiap event yang diuntungkan masyarakat Kota Probolinggo, bukan saja jadi pembeli tapi juga penjual.
"Jadi kalau stand nggak gratis apalagi dipatok harga sewa yang tinggi atau tidak sesuai kemampuan warga Kota Probolinggo, stand itu bakal di sewa orang luar, yang untung mereka. Otomatis mereka yang bawa uang dari sini, bukan masyarakat kota yang dapat uang, dalam artian setiap event yang dapat untung ya masyarakat luar Kota Probolinggo," imbuhnya.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait